Senin, 01 November 2010

mind and body

PIKIRAN DAN TUBUH

A.    Pendahuluan
Sejak dulu, hubungan antara pikiran-tubuh telah menjadi koontroversi. Pada budaya tertentu, diyakini bahwa pikiran dan tubuh berhubungan satu sama lain, namun di kultur budaya lain, 2 hal tersebut dianggap terpisah.Gagasan-gagasan tersebut mendasari pemahaman tentang konsep sehat maupun pengobatan penyakit. Beberapa gagasan yang berkembang berabad-abad, terutama perubahan pemahaman akan peran faktor psikologi dan sosial dalam ilmu kesehatan dan penyakit.

B.     Dualisme Konsep Pikiran dan Tubuh dan Model Biomedikal
ü  Ide awal
Bukti dari sejarah jaman dahulu memberikan gagasan bahwa pikiran dan tubuh dianggap sebagai satu kesatuan. Penyakit pada tubuh dipahami sebagai kekuatan ketakutan jiwa. Ketika seseorang sakit dipercaya bahwa setan dan hal spiritual lain mengambil alih kendali tubuh. Proses penyembuhan memerlukan “pengusiran” roh jahat dari tubuh si penderita/pasien (Kaplan, 1975)
Bangsa Yunani merupakan kaum yang pertama kali memahami konsep penyakit dalam istilah alami. Berdasarkan teori hipokratik, penyakit muncul ketika ada ketidakseimbangan “humor” yang beredar dalam tubuh. Tetapi dalam sistem hipokratik dirancang untuk mengembalikan keseimbangan antara humor yang berbeda (Ackerknecht, 1955).
Walaupun bangsa yunani menekankan pada pengobatan alami, pikiran dan tubuh dianggap berhubungan erat antara satu dan lainnya saling mempengaruhi. Aristoteles dan Plato berkomentar bahwa pikiran mempengaruhi tubuh dan sebaliknya (Kaplan, 1975).
Di waktu yang sama bangsa cina juga mengembangkan konsep alami dalam kesehatan dan penyakit. Kunci dari pemahaman ini adalah keseimbangan antara daya sehat-sakit diyakini muncul ketika ada kekuatan yang berlawanan sehingga mengganggu keseimbangan. Misalnya ketika tubuh terlalu panas atau terlalu dingin atau ketika ada ketidakseimbangan emosi dan pola makan. Pada pandangan bangsa cina, pikiran dan tubuh memiliki keterkaitan, dan kesehatan fisik seseorang sangat dipengaruhi oleh perilaku dan emosi. Pemahaman ini berlanjut menjadi tema penting dalam upaya pengobatan ala bangsa cina bahkan hingga sekarang.
ü  Perkembangan Model Biomedikal
Kaum Renaissance mengembalikan penekanan pada sebab alami dari penyakit. Pada waktu itu bangsa Renaissance tertarik pada studi matematika, kimia, fisika dan perkembangan ilmu medis. Hal itu ditunjang dengan penemuan mikroskop yang mampu memberikan informasi medis mencukupi dari perkembangan ini. Salah satu dasar ilmu pengobatan modern yang dicetuskan saat ini adalah doktrin Dualisme Pikiran – Tubuh yang dicetuskan oleh seorang filsuf.
Rene Descartes berargumen bahwa jasmani dan rohani adalah dua kekuatan yang berbeda bahwa tubuh adalah milik ranah fisik sedangkan pikiran merupakan bagian dari jiwa. Tubuh dianalogikan sebagai mesin dan dokter bertugas sebagai mekanik yang mendiagnosis kerusakan pada mesin/tubuh.
Konsep ini tidak dapat dipungkiri lagi mampu memberikan manfaat yang cukup berarti. Dengan perkembangan teori mikroba pada abad ke 19 diikuti dnegan perkembangan ilmu imunologi, kesehatan masyarakat, patologi yang mampu memberikan peningkatan dramatis pada ilmu kesehatan. Berimbas pada terkontrolnya penyakit seperti kolera & tiphoid di amerka dan eropa. Bahkan hingga saat ini perkembangan lebih signifikan lagi, ditunjukkan dengan ditemukannya obat “ajaib” seperti penicilin serta vaksin untuk beberapa penyakit. Dengan peningkatan ilmu ini para praktisi medis mampu menyembuhkan atau setidaknya mengurangi efek penyakit yang pada masa sebelumnya selalu berujung pada kematian.

C.    Kritikan Model Biomedikal Saat Ini
Model biomedikal dianggap mengalami perkembangan yang lamban dalam mengatasi penyakit kronis seperti penyakit hati, kanker, dan penyakit kronis pernafasan yang saat ini justru menjadi penyebab utama kematian. Kritik juga diutarakan mengenai sistem pengobatan yang relatif terbatas dan penuh resiko. Pertanyaan lain yang perlu dijawab adalah rumah sakit merupakan tempat yang tepat untuk mengobati penyakit pada lingkup perawatan efektif dan resiko penyakit iatrogenik (penyakit yang muncul ketika adanya intervensi medis).
ü  Asumsi dasar
Salah satu tokoh yang mengkritisi model biomedikal adalah George Engel. Asumsi dasar model biomedikal menurut Engel :
1.         Tubuh                  entitas fisik
Pikiran                 enitas mental dan spiritual
2.         Prinsip reduksionisme, bahwa fenomena sehat dan sakit banyak dipahami pada level fisika dan kimia.
D.    Kegagalan model biomedikal
1.         Pada model biomedikal adanya abnormalitas secara spesifik menjadi kriteria diagnosis penyakit. Mengesampingkan faktor defiasi dokumentasi didalamnya.
2.         Diagnosis sangat ditentukan oleh proses komunikasi pasien-dokter
3.         Biomedikal melakukan pendekatan kepada penyakit, dengan berkonsentrasi pada sisi fisiologis. Mengesampingkan situasi lingkungan penderita.
Engel menyimpulkan bahwa hubungan dokter pasien sangat mempengaruhi hasil akhir dari proses terapi.

E.     Pemahaman Baru Mengenai Konsep Kesehatan Dan Penyakit
ü  Pendekatan Sistem
Teori pendekatan sistem adalah toeri yang mengedepankan perspektif dari hierarki sistem dimana setiap sistem terbentuk dari subsistem yang lebih kecil.
Kelebihan :
1.            Pendekatan sistem sangat berperan dalam memahami status kesehatan
2.            Dapat menghindari paham reduksionisme
3.            Dapat menghindari batasan dari dualisme pikiran – tubuh yaitu dengan mengikutsertakan faktor sosiokultural.
ü  Model Biopsikososial
Model ini tidak hanya mengikutsertakan faktor fisik namun juga faktor psikis.
Pengaplikasian model :
1.      Pertama tama pasien diobati layaknya seseorang dengan diagnosis medis tertentu.
2.      Kemudian secara intensif dokter melakukan komunikasi dengan pasien untuk mengetahui tingkah laku pasien, hubungan dengan lingkungan sekitar dan keluarganya.
F.     Placebo
Merupakan pengobatan yang tidak memberikan pengaruh khusus untuk suatu kondisi, tetapi digunakan untuk memberikan efek nonspesifik.
ü   Efek placebo
Walaupun plasebo didefinisikan tidak secara spesifik mengobati kondisi yang dirasakan pasien namun efeknya sangat jelas dirasakan. Studi membuktikan bahwa efek virtual setiap sistem pada tubuh mampu mengobati berbagai keluhan penyakit.

ü  Cara kerja placebo
1.         Placebo memberikan efek persepsi dimana pasien akan berharap kesembuhan dari pemberian plasebo.
2.         Mekasnisme merubah perilaku. Misalnya mengatur pola makan, pola tidur, dll
3.         Placebo akan menginteraksikan pikiran dan tubuh, dibuktikan dengan rasa percaya pasien terhadap pengobatan yang diberikan.
G.    Kepercayaan dan Kesehatan
Sebagaimana kita lihat pada bab sebelumnya, stress dapat mempengaruhi kesehatan dan ada beberapa stressor telah secara empiris dihubungkan dengan berbagai data penyakit. Pada beberapa kasus gagasan tentang peran kepercayaan sangat dominan dalam penyembuhan penyakit. Salah satu pengobatan yang berbasis rasa percaya adalah hipnotis. Dengan hipnotis seorang terapis dapat menggerakkan harapan pasien ke arah positif yang bertujuan mengurangi rasa sakit, hingga terjadi proses perubahan respon alergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar