Minggu, 14 November 2010

Merapi 5

Merapiku Pagi ini...
Saat kuterbangun terlihat langit cerah
Kuambil kendaraanku, walau masih gelap dan... dingin
Kucoba mendekatimu walau masih terasa ngeri
Namun pesonamu mengalahkan rasa ketakutan itu

Sungguh mempesona
Magnet tersendiri bagi pecinta alamu
Pendudukpun enggan menginggalkanmu
Ayat Ayat-Mu sedang bercerita

Akankah Engkau terus bercerita
Ceritamu sungguh penuh hikmah dan teguran
Ceritamu membuatku semakin ingin dekat terhadapmu
Alam adalah Aya Mu Tuhanku...



Assalamu'alaikum sahabat.
Hari ini kami Quantum harmoni Yogyakarta bekerjasama dengan DPW PAN peduli Bencana mengadakan baksos di dua titik yaitu Balai Desa Sumber Tempel Sleman dan Mergodadi Sayegan Sleman. Quantum Harmoni Yogya sudah hampir dua minggumengadakan pendampingan psikologis dengan metode Hypnoterapi (Relaksasi dan managemen stress) juga menyalurkan bantuan dari saudara-saudara kita yang peduli, antar lain STIKES Putera Abadi Langkat, Keluarga Bapak Zainuddin ibu Frahmawati, Ibu-Ibu PG Wonalngan Probolinggo, STIKes Yogyakarta, Ibu-ibu Perumahan RT 13 Baleasri Gamping Sleman, dan lain sebagainya. Masih banyak masyarakat yang mengungsi dan membutuhkan bantuan, tetapi karena keterbatasan logistik, dana yang kami dapatkan dari saudara-saudara kita kami hanya melakukan pendampingan psikologis, dan ini kurang efektif krn kebutuhan masyarakat tidak hanya itu. Disamping itu juga transportasi ke medan posko memerlukan biaya kendaraan dan BBM.

Untungnya Alhamdulillah, Panitia Peduli merapi  DPW Sleman dan memberikan SK kepada Sri handayani selaku Direktur Quantum Harmoni Yogyakarta yang sekaligus Wakil Sekretaris DPW PAN daerah Istimewa Yogyakarta sebagai koordinator kesehatan dan Pendampingan Sosial di posko-posko bencana merapi terutama di daerah sleman. Oleh karena itu Baksos Merapi 4 dan 5 ini difasilitasi oleh DPW PAN DIY. tentu saja kerjasama ini sangat efektif terutama tentang data-data posko pengungsian yang belum tersentuhan bantuan pemetaannya ada di rel;awan dari DPW PAN INI.

13 November 2010 jam 07.00 kita telah berkumpul di NITIKAN BARU, kali ini ada 6 mahasiswa STIKES YO, satu Dosen STIKES Guna Bangsa, Dua Dosen STIKES Yogyakarta, 2 perawat dan 1 alumni Hypnoterapi IBH yang bergabung untuk kegiatan kali ini. Kita membagi 3 tim terdiri dari tim 1 terdiri dari 4 org utk pengobatan, tim 2 beranggotakan 4 orang juga utk terapi bermain/healing bagi balita dan anak-anak, tim 3 relaksasi dan managemen stress terdiri dari 2 orang. Jam

Jam 08.18 ambulan dari DPW PAN menyusul, karena mobil panter kita kali ini satu dan tdk cukup untuk membawa tim berangkat ketempat tujuan. Tujuan pertama kita menuju Balai desa Sumberrejo Tempel Sleman yang sebelumnya telah berkoordinasi dengan Bapak Bisron.  Sepanjang jalan rumah dan pohonan berwarna abu-abu, krn hujan debu, demikian juga di jalan, kiat bagikan masker kepad pengguna jalan. ada 1500 masker dari ibu-ibu PG Wonolangan yang masih tersisa. Jam 09.23 kita sampai di tempat tujuan, di barak ini ada sekitar 290  pengungsi, sayang saat di sana kita hanay menjumpai sekitar 90an pengungsi, yang lainya kembali ke "atas" tuk bersih-bersih rumah dan memberi makan peliaraanya, dan ke kali Krasaan untuk mengangkut pasir (kata Bu Bisron). Biasanya, jam 16.00 sotre mrk baru kembali keposko pengungsian. Tim bekerja mulai dari jam 10.00 - 11.49 Wib Lansia mendominasi jumlah pengungsi yang berobat, banyak yang batuk (ISPA) ada beberapa yang "gabekan", bayi terlihat layu, mungkin tidak bisa tenag tidur, beberapa ada yang diare. Anak-anak rewel, dan 2 pangungsi demam, mungkin ada infeksi dari luka-luka yang merka alami, sebagian anak-anak mnderita "sariawan".

Maianan yang kami bawa sekitar 100 mainan, 5 dos jussi , kami bagi dua untuk diberikan di sayegan. Bantuan lain dari Bapak pepen berupa selimut, dan beberapa baju anak-anak (baru) dan pakaian dalam wanita sisa dari STIKES PAL dan Keluarga Bapak zainuddin turut kita bagikan. Dari DPW PAN membagikan roti, Bubur bayi cerelac, juga kami bagikan.. sayang obat batuk dan minyak kayu putih kami minim, bahkan tidak cukup untuk kebutuhan hari itu. Bu Asiah Rais yg juga koordinatpr peduli merapi DPD PAN Sleman mengirimkan beberapa dos Minyak telon, yang kami barter dengan pembalut wanita dan pampers.
Ada 5 orang bapak dan ibu yang mengalami stress, kita berikan terapi relaksasi dan meode tapping.BM DPW PAN sejumlah 5 orang , dan teman-teman dari DPD Sleman 5 orang juga; Mas Ade, Mbak Lina dan lain-lain ikut andil dalam baksos ini.

jam 12.00 kamimpamit menuju Mergodadi Sayegan Sleman yang telah dikoordiir sebelumnya oleh BM DPW PAN, kali ini agak seru krn BM DPW PAN ikut membantu pelaksanaan mereka datang dengan ambulans, dan 2 panter( satu dari DPD?). Jam 12.20 kita sampai di Mergodadi sleman..Terlihat wajah lesu, dan sedih, sementara banyak anak-anak yang  bermain disekitar POSKO, jumlah pengungsi sekitar 600an, sudah banyak bantuan di sini, obat, logistik bahkan bersamaan dengan kita ada kegiatan lomba melukis oleh tim relawan lain. DI Balai desa Mergodadi ini, tampaknya kita efektif menyentuh balita dan anak-anak. Jumlah-anakanak yang ikut vterapi healing/bermain sejumlah 75 orang cukup banyak juga, habis bermain anak-anak yang kelelahan kami beri jussi dan roti. sayang mainan kami terbatas.. beberapa anak harus berebutan maianan dan ada yang menangis.. terpaksa terakhir kita membagikan roti dan bola-bola yang memang tersedia utk fasilitas bermain kita. Pak jono dan timnya melakukan relaksasi pada lansia dan beberapa remaja yg terlihat stress. Baksos hari ini berakhir jam 13.30 Wib. Jam 14.00 kami kembali ke DPW dan Nitikan. hari ini kegiatan kita cukup sampai disini, selanjutnya menunggu info dari Mas Nurcahyo, dan kami selalu siap serta semangat. 

catatan dari Quantum haromoni
Tanah Air kita,  bagian barat Indonesia kembali diguncang bencana. Saudara saudara di Sumatera bagian barat, khususnya di Mentawai, mengalami bencana tsunami. Padahal sebelumnya, banjir bandang Wasior, Papua, sudah mendahului berita-berita di surat kabar dan membuat kita berduka. Bencana Mentawai kemudian disusul erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta yang merupakan salah satu letusan terbesar sejak abad ke-19.
Dampak bencana bukan hanya kehilangan materi dan harta benda. Ketakutan, kehilangan orang yang dicintai, dan perasaan tidak berdaya merupakan kondisi emosional yang menyelimuti keluarga korban dan masyarakat yang selamat. Kondisi traumatik yang mengancam jiwa ini tentunya membawa dampak yang tidak sedikit bagi kesehatan jiwa masyarakat korban bencana gempa. Kehilangan seseorang yang sangat dicintai membuat keluarga mengalami trauma yang mungkin dapat berkepanjangan, dapat pula berakibat stres yang bersifat akut (segera), namun juga bisa berakibat kronis (berkepanjangan).

Seseorang yang mengalami stres akan menjadi murung, tidak bergairah hidup, dan bekerja dan dipenuhi pikiran-pikiran negatif seperti putus asa dan tiada harapan di masa depan (merasa masa depannya suram. Kondisi stres ini disebut PTSD yang akut (Acute Stress Disorder). Hal ini segera terjadi sesudah peristiwa traumatik yang mengancam jiwa sampai empat minggu sesudahnya.
PTSD dengan penanganan yang baik biasanya akan sembuh sendiri setelah empat minggu, namun banyak juga yang bertahan sampai lewat empat minggu. Gejala awal yang paling dikeluhkan adalah perasaan takut serta tidak berdaya. Korban sering merasa berada dalam kondisi traumatik tersebut dan merasakan gejala- gejala kecemasan yang dapat berupa keluhan fisik seperti jantung berdebar, rasa sesak napas, perasaan akan mati atau pingsan, perut terasa penuh dan rasa ingin muntah, serta kepala pusing yang berputar. Kondisi ini biasanya didiagnosis setelah lebih satu bulan dari peristiwa traumatik, gejala-gejala masih menetap dan sangat dirasakan tidak nyaman bagi korban.
Beberapa gejala dan tanda yang biasanya terjadi pada korban berkaitan dengan gangguan stres pascatrauma adalah penggambaran kembali kondisi keadaan saat peristiwa lewat bayangan, pikiran-pikiran dan perasaan, mimpi tentang kejadian yang seolah-olah nyata sehingga membuat kualitas tidur terganggu, terjadinya pemutaran kembali peristiwa traumatik, terkadang dapat disertai ilusi dan halusinasi. Korban juga sering kali mengalami ketidaknyamanan perasaan ketika dihadapkan pada simbol-simbol yang berhubungan dengan kejadian. Seperti suara bergemuruh, guncangan, ataupun suara-suara keras lainnya. Korban biasanya menghindari pikiran-pikiran atau pertanyaan yang dapat mengarahkan ke peristiwa itu kembali. Kondisi psikologis akan berpengaruh antara lain kesulitan tidur, mudah marah dan sensitif, sulit konsentrasi, mudah bereaksi berlebihan terhadap sesuatu hal.
Perasaan, pikiran-pikiran  yang dirasakan sangat  mengganggu aktivitas dan hubungan pribadi dan sosial, dan perlu segera ditangani agar tidak berdampak lebih parah lagi. Pengobatan tidak hanya menyangkut kondisi fisiknya, namun juga kondisi yang berhubungan dengan kejiwaannya. Beberapa jenis terapi yang dilakukan psikiater berguna untuk mengurangi kondisi traumatik korban. Relaksasi merupakan salah satu cara pertama yang sering diajarkan kepada korban.  Hal ini tentunya memerlukan bimbingan ahli di bidangnya seperti seorang psikiater atau psikolog klinis atau ahli hypnotis yang memunyai kemampuan hypnosis. Psikoterapi atau hipnoterapi berupa terapi kognitif dan perilaku dapat dilakukan pada korban berkenaan dengan kecenderungan korban untuk terus-menerus mengingat peristiwa tersebut.
Banyak saran melakukan terapi lain pada korban gempa ataupun peristiwa traumatik lainnya, namun kebanyakan dasar dari tata laksana tersebut adalah psikoterapi dan hipnoterapi, termasuk terapi kognitif dan perilaku. Hal yang telah disebutkan di atas merupakan cara tata laksana yang telah dilakukan dan hasil penelitian memberikan hasil yang bermakna.
Korban yang mengalami kecemasan yang berlebihan dan kesulitan tidur yang hebat juga dapat dibantu terlebih dahulu dengan menggunakan obat. Pengobatan ini tentunya hanya bersifat sementara sampai mekanisme adaptasi orang tersebut dalam menghadapi kecemasannya semakin baik dan akhirnya bisa lepas dari obat yang membantu tidur nya lebih baik. Untuk terapi jangka panjang pada korban bencana yang mengalami trauma yang berkepanjangan, obat antidepresan seperti Sertraline dan paroxetine telah direkomendasikan sebagai obat lini pertama untuk pasien dengan gangguan stres pascatrauma. Pengobatan ini tentunya memerlukan pengawasan dokter psikiater yang selain memberikan obat, meyakinkan pasien dapat mengikuti program psikoterapi secara tuntas.
Yang lebih penting lagi adalah dukungan keluarga dan sahabat korban yang sangat penting dalam proses pemulihan ini (support sistem untuk dukungan sosial). Dukungan orang dekat yang sangat memahami korban merupakan obat yang sangat mujarab dalam membantu pemulihan kondisi fisik dan kejiwaan korban. Faktor budaya setempat juga sangat berpengaruh terhadap kondisi penanganan bencana.

share disini salah satu metode healing yang saya pelajari yaitu SEFT (Spiritual Rmotional Freedom Technique), teknik ini bisa praktekkan sendiri beberapa langkah berikut:
  1. Ajak pengungsi untuk berkumpul di satu tempat, bila memungkinkan di tempat yg lebih tenang, Ibu-ibu yang memiliki bayi lebih baik dikelompokkan, jelaskan pada pengungsi bahwa anda akan mengajak mereka untuk berusaha mengurangi/menghilangkan tekanan, kegelisahan, kengerian dan keputus-asaan, jelaskan pula bahwa tiada daya dan upaya kecuali milikNya.
  2. Bimbing mereka untuk mengucapkan ‘niat’ atau kalimat set-up, yang antara lain bisa berbunyi seperti ini: “Ya Allah/Tuhan, meskipun saat ini saya berada di pengungsian, penuh dengan keterbatasan, dan habis sudah semua harta benda saya, saya ikhlas menerimanya, dan saya pasrahkan kebaikan diri saya kepadaMu”. Ucapkan niat tersebut sambil tangan kanan menyentuh/memencet ‘titik ngilu’ yang umumnya berada di dada kiri bagian atas (bagian yg bila ditekan terasa lebih ngilu dibanding bagian lain). Kalimat set-up diatas bersifat umum, untuk kondisi khusus Kang Asep dapat modifikasi, saya yakin you got the logic.
  3. Bimbing mereka untuk ‘merasakan/memanggil’ atau tune-in dengan suasana/perasaan terdalam akan kengerian/kepedihan mereka akibat bencana ini. Setiap orang mungkin memiliki perasaan kepiluan yang berbeda-beda dalam situasi yang sama. Misal, membayangkan kembali kegetiran meninggalkan rumah dan semua harta benda, membayangkan suasana panik saat berlari menghindar dari awan panas, membayangkan perasaan sedih tercerai berai dari keluarga, dll.
  4. Bersamaan dengan munculnya ‘perasaan’ kepiluan tadi, bimbing mereka untuk mengucapkan “Ya Allah/Tuhan, saya ikhlas saya pasrah”, sambil lakukan sentuhan/ketukan dengan dua jari tangan kanan pada 9 titik berikut:
  • Ubun-ubun, tepat di atas kepala segaris dengan telinga.
  • Tulang mata bagian pangkal alis di atas hidung, kanan atau kiri sama saja.
  • Tulang mata bagian luar atas (pilingan), kanan atau kiri.
  • Tulang mata bagian bawah, di bawah kantong mata.
  • Bagian di bawang hidung di atas bibir (di atas kumis)
  • Bagian di bawang bibir di atas dagu.
  • Tulang kelereng antara dada dan leher, yang njendol seperti bakso itu, pertemuan tulang iga bagian atas, kanan atau kiri sama saja.
  • Tulang di bawah lingkar bidang susu, (bukan putingnya), kanan atau kiri.
  • Tulang di bawang ketiak, segaris dengan puting susu, kanan atau kiri.
Lakukan ketukan secukupnya, lalu berpindah sesuai urutan 9 titik, tidak ada batasan berapa kali ketukan.
5. Setelah selesai ketukan di 9 titik, bimbing mereka untuk tarik nafas panjang, lalu hembuskan sambil ‘membuang’ kepiluan tadi, dan ucapkan “alhamdulilah/terima kasih Tuhan”, lakukan 3 kali hembusan nafas.
Anda dapat melakukannya sendiri face-to-face, atau membimbing mereka secara masal untuk melakukan ketukan tadi oleh masing-masing pengungsi.


Dengan demikian, dibutuhkan sebuah terapi untuk mengembalikkan psikologis anak korban gempa, yaitu terapis psikoligis dengan cara mengajak mereka bermain, bernyanyi, menari dan mengajak anak-anak untuk jalan-jalan keluar agar mereka dapat melupakan semua kejadian gempa yang sering membayangi pikiran mereka sehingga dapat meningkatkan motivasi dan semangat hidup dan belajar bagi anak-anak korban gempa bumi. Selain menggunakan terapi psikologis dapat juga menggunakan Hypnotherapy. Hypnotherapy adalah adalah terapi yang dilakukan pada subjek dalam hypnosis. Hypnotherapy sering digunakan untuk memodifikasi perilaku subjek, isi perasaan, sikap, juga keadaan seperti kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stress, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi. Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hypnotherapy menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia yang terdapat di otak, encephalin dan endhorphin yang berfungsi untuk meningkatkan mood sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya. Hypnotherapy juga dapat digunakan untuk meningkatkan optimalitas pembelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran, hypnotherapy dapat aplikasikan untuk meningkatkan daya ingat, kreativitas, fokus, merubuhkan tembok batasan mental (self limiting mental block) dan lainnya hal ini sangat berguna untuk membangun mental dan psikologis seta untuk melupakan kejadian gempa oleh anak-anak.
Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar